Suatu perusahaan baik usaha kecil, menengah, maupun tinggi selalu dituntut untuk melakukan inovasi. Prinsip “tidak ada yang sempurna dan tidak pernah puas” mendorong perusahaan untuk selalu beriinovasi. Inovasi memang dapat dinilai sebagai gaya hidup perusahaan. Tidak sampai disitu saja, akan percuma jika inovasi yang bagus hanya sekedar ide saja dan tidak diwujudkan. Karenanya discruption innovation merupakan landasan DNA (Do And Action) dari platform bisnis perusahaan.
Adapun alasan, kenapa perusahaan dituntut melakukan inovasi pada platform maupun strategi bisnisnya diantaranya adalah :
1. Untuk memelihara posisi sebagai prodk innovator
PT.Astra Internasional memanfaatkan saraa call center dan web site untuk menciptakan produk yang sesui dengan konsumen. Tak heran Astra selalu menerima 2 juta saran per tahun untuk menciptakan inovasi produk. PT. Telkomsel pun tidak pernah berhenti melakukan inovasi, penghargaan inovasi dengan menciptakan produk kartu prabayar se Asia mendorong Telkomsel untuk selalu berinovasi. Selain Telkomsel, Seimens bahkan menggunakan kata be inspired pada tagline bisnisnya untuk mendorong para internal konsumen untuk berinovasi.
2. Mempertahankan posisi market share
Market share merupakan tingkat dominasi produk di pasar dibandingkan dengan produk pesaingnya. Andanya inovasi akan mendorong konsumen untuk melakukan daya beli. Semakin banyak produknya dibeli maka jumlah market share akan meningkat. Contohnya Flazz BCA yang merupakan salah satu Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), produk micropayment ini diluncurkan oleh BCA pada tahun 2009 untuk meningkatkan jumlah market share pelanggan BCA ditengah persaingan perbankan yang semakin ketat.
3. Mengembangkan pijakan di pasar pada masa yang akan datang
Sesuai dengan PLC (product life cycle), produ yang ada saat ini tentu lambat laun akan memasuki tahap maturity, yang ditandai dengan menurunnya daya beli konsumen terhadap produk tersebut. Sehingga perusahaan harus meluncurkan produk baru untuk menggantikan produk yang telah ada sebelumnya. Contohnya Telkom mengubah platform bisnisnya yang semula berfokus pada informasi dan komunikasi menjadi berfokus pada TIME (telecommunication, information, media and edutaiment). Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan bisnis Telkom mendatang. Hal yang serupa juga dilakukan oleh HM. Sampoerna, perusahaan yang semula focus pada produk rokok, kini Sampoerna melebarkan sayapnya dan masuk kepada bisnis telekomunikasi dengan mengibarkan bendera Sampoerna Telecom dengan nama produk Ceria.
4. Mengembangkan segmen pasar yang unik
Cara yang dilakukan yaitu dengan memasuki dan berkonsentrasi pada segmen yang selama ini tidak pernah dimasuki. Misalnya saja Unilever perusahan ini terkenal sebagai produsen produk customer goods, kini mulai memasukisegmen yang unik dengn meluncurkan produk ice cream yang mengusung nama walls. Contoh lainya adalah Nu, kini tidak hanya menawarkan minuman teh saja dengan meluncurkan Nu Juice, ia menyasar konsumen yang menyukai minuman jus ketimbang teh. Sosro pun tak mau ketinggalan, Sosro meluncurkan Fruit tea dengan kemasan tetra pack untuk memasuki segen masyarakat modern dan gerai modern yang tidak mendukung kemasan kaca.
Lalu bagaimana kita dapat menciptakan sebuah inovasi. Kuncinya adalah buka mata, buka telinga, dan buka hati. Jangan hanya terpatok bahwa ide untuk perusahaan hanya akan muncul jika kita berada di kantor saja. Inovasi terkadang muncul melalui hasil diskusi atau brainstorming dengan orang lain. Bahkan dari sebuah obrolan santai dan ringan pun dapat memunculkan sebuah ide. Inilah yang sering dilakuka oleh sosok Erick Meijer yang dikenal sebagai innovator di industry telekomunikasi seluler. Setiap sentuhannya selalu menghasilkan money bagi perusahaannya, ide selalu muncung kala ia berinteraksi dengan orang lain. Misalnya konten ring back tones (RBT) yang dihassilkan Erick saat ia masih menjabat sebagai GM. Pemasaran di Telkomsel. Dimana kala itu idenya dipatahkan oleh rekan bisnisnya sendiri. Namun kunci keberhassilan sebuah ide adalah bagaimana kita memanage suatu tantangan yaitu dengan menyadari bahwa sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Itu yang seharusnya dimiliki oleh semua marketer dalam mewujudkan inovasi produknya.
0 comments:
Post a Comment