Friday, November 13, 2009

Product or Service Development in Maintaining of Product Life Cycle




Umumnya sebuah produk atau jasa diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Akan tetapi apa yang seharusnya dilakukan sebuah perusahaan jika produk atau jasa yang dihasilkannya sudah tidak lagi disukai maupun dikonsumsi oleh pasar dan dirasakan produk dan jasa tersebut sudah tidak efektif dan efisien lagi bagi pelanggan??? Ya… tentu saja, semua aspek internal perusahaan harus memutar otak untuk membuat konsep pengembangan produk atau service yang telah ada sebelumnya (product development atau service development), agar umur hidup perusahaan tetap terjaga sehingga perusahaan tetap mendapatkan revenue sesuai targetnya. Bisa dibayangkan jika tidak ada inovasi-inovasi didunia ini, mungkin saat ini kita masih berada dalam lingkungan primitive dimana belum ada teknologi seperti handphone beserta operatornya, notebook, televisi, facebook yang dapat mengakses keberadaan temen kita dimanapun bahkan belum tentu saat ini kita dapat menggunakan pakaian yang menutupi tubuh kita.


Produk merupakan benda nyata atau jasa yang direalisasikan secara sistematis atau rasional untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai penggunanya. Sedangkan product development dilakukan sebagai serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan pengiriman produk. (Ulrich, 2001, 2). Service merupakan salah satu bentuk produk yang memiliki karakteristik yaitu intangibility, heterogeneity, simultaneous production and consumption, dan perishability. Saat melakukan service development sebaiknya diutamakan lebih berorientasi pada pengembangan yang efektif dalam suatu service baru yang merupakan hal vital karena mempengaruhi kesuksesan dari hasil service tersebut. (De Brentani). Dalam memasarkan sebuah produk di market ada baiknya jika kita memahami dan mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. Karena pada dasarnya sebuah produk dan jasa diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Gambar Service Development Life-Cycle

(Diadopsi dari artikel “How to Invent a Service Product” oleh David Birnbaum)


Dari gambar diatas dapat diketahui bahwasanya tahapan yang perlu dilakukan dalam men- development sebuah jasa adalah sebagai berikut :

Ø Fase pertama (Identifying the customer fair point ): mengidentifikasi keinginan pelanggan. Pada fase ini dapat diketahui keinginan dan permintaan pelanggan. Data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai voice of customer terhadap service exsisting yang dirasakan oleh pelanggan untuk dikembangkan lebih lanjut. Sebagai contoh pada kisaran tahun 2000 customer menginginkan dan membutuhkan komunikasi dalam saluran telekomunikasi (handphone) dengan tidak hanya via suara akan tetapi dapat saling bertatap muka.

Ø Fase kedua (developing the service definition) : mengembangkan definisi service, dengan menggunakan customer pain point yang sudah didapatkan di fase pertama kemudian dimasukkan ke dalam susunan komponen yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mengenai komunikasi telekomunikasi via handphone yang dapat bertatap muka langsung dengan lawan bicara melalui saluran telekomunikasi, maka operator mendefinisikan kebutuhan tersebut melalui teknologi yang mendukungnya yaitu 3G.

Ø Fase ketiga (Marketing and selling) : mengembangkan customer facing portfolio yang dipakai untuk mengkomunikasikan dan menjual service pada pelanggan. Disinilah tahapan pemasaran dilakukan, Telkomsel selaku operator pertama yang mendapatkan lisensi mengenai penerapan teknologi 3G di Indonesia mulai memasarkan layanan 3G seperti Video Call, Video Conference, Video Streaming, baik untuk Live TV maupun Video Portal, Video Mail, PC to Mobile,serta Internet Browsing, dengan mengimplementasikan teknologi EDGE (Enhanced Date Rate GSM Evolution) yang untuk saat ini mempunyai kecepatan sekitar 150 kbps di mana maksimum mencapai 478.3 kbps.

Ø Fase keempat (Delivering and supporting) : ketika service yang dijual telah dibeli pelanggan, kemudian dilakukan implementasinya yang merupakan fase terakhir dari Service Development Life-Cycle. Fase terakhir ini menjadi inputan dalam mengidentifikasi pelanggan yang baru (new customer pain point) dan mengembangkan penambahan pelayanan. Tahapan ini sebagai evaluasi berupa reaksi dan respon pelanggan mengenai service yang dihasilkan dari proses pengembangan yang dilakukan.

Tahapan product development adalah

  • Fase 0 Perencanaan

Fase ini menguraikan proses pengembangan produk generic dan memperlihatkan variasi proses yang ingin dicapai. Biasanya pada tahap perencanaan, perusahaan mendefinisikan peluang dari produk yang dikembangkan dan definisi segmen pasar. Misalkan saja ketika blackberry direncanakan untuk diluncurkan, smartphone dari negeri Kanada ini, dengan menggunakan diferensiasi human technology and element of style ditaksir memiliki peluang mencapai 40% per tahun dipasar Indonesia, dimana target pasarnya yaitu para pembisnis yang mapan dan berusia 30-40 tahun. (Hendriani, 2009).

  • Fase 1 Pengembangan Konsep

Fase ini menjelaskan mengenai metode untuk mengambil keputusan produk mana yang akan dikembangkan. Tahapan ini merupakan pengambilan keputusan dari alternatif-alternatif pengembangan produk berdasarkan voice of customer. Secara spesifik tahapan ini terdiri dari identifikasi voice of customer, penetapan spesifikasi target, mengidentifikasi produk pesaing, konsep-konsep produk, pemilihan konsep, uji konsep.

  • Fase 2 Perancangan Tingkat Sistem

Fase ini menjelaskan rancangan komponen produk disertai dengan prototipe dari pengembangan produk yang dilakukan berdasarkan atas alternatif pilihan dari fase sebelumnya.

  • Fase 3 Perancangan Rinci

Fase ini mencakup detail spesifikasi lengkap dari bentuk, material, toleransi ukuran dan seluruh komponen produk serta pengendalian dan maintenance jika diperlukan bagi pengembangan produk yang dilakukan, penjabaran rencana pemasaran, pendefinisian proses yang menjamin kualitas, serta biaya yang dikeluarkan.

  • Fase 4 Pengujian dan Perbaikan

Fase pengujian dan perbaikan melibatkan kontruksi dan evaluasi dari rancangan rinci.

  • Fase 5 Peluncuran Produk

Peluncuran awal dihasilkan dengan tidak menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Proses ini dilakukan untuk melatih tenaga kerja dalam mengantisipasi permasalahan yang akan muncul, yang nantinya akan dilakukan evaluasi dari pengembangan yang dilakukan apakah layak ditindak lanjuti atau tidak.


Pengembangan produk dilakukan untuk mempanjang daur hidup produk atau product life cycle. Hal ini bertujuan agar pelanggan tidak merasa bosan terhadap produk yang ditawarkan. Sebagai contoh, susu Dancow ketika para balita merasa bosan dengan rasa susu dancow fanilia maka agar para ibu tidak berpindah ke merk susu lain untuk balitanya, maka Netsle selaku produsen produk Dancow memproduksi susu dengan rasa coklat dan caramel sesuai dengan hasil riset pasarnya. Seperti hidup manusia yang terkadang naik terkadang turun seperti roda berputar, produk pun memiliki siklus hidup.


Adapun siklus hidup produk (product life cycle) terdiri atas :

§ Introduction (Pengenalan)

Pada tahap ini produk baru mulai diperkenalkan di pasaran melalui program-program promo, hal ini bertujuan agar produk dikenal terlebih dahulu oleh customernya. Laba bukanlah target utamanya akan tetapi tujuan utama perusahaan pada tahap ini yaitu meningkatkan customer awareness dan meningkatnya pangsa pasar (market share). Biasanya jumlah laba yang diperoleh pada tahap ini tergolong kecil karena tingginya marketing cost yang dikeluarkan.


Contoh : Program promo yang dilakukan oleh Telkomsel untuk memasarkan produknya yaitu Telkomsel Flash adalah dengan mengadakan pameran di pusat-pusat perbelanjaan dan elektronik. Menyediakan 6 tarif khusus pada masa promosi (September 2007) bagi pelanggan yang menggunakan layanan telkomsel yaitu :


Rp.350/menit, paket 3 jam Rp.30.000 (valid untuk sehari pemakaian), paket 24jam Rp.100.000 (valid untuk seminggu), serta 3 paket bulanan (40jam Rp.200.000, 100 jam Rp.400.000, 250 jam Rp.800.000).


Telkomsel juga menyediakan paket bundling bagi yang ingin menikmati internet dengan USB modem. Paket ini seharga Rp.1,99 juta termasuk bonus GRATIS 5 jam akses internet wireless broadband dan kartu perdana simPATI di dalamnya. TelkomselFlash USB Modem ini sudah dikustomisasi sesuai spesifikasi sistem Telkomsel sehingga pelanggan cukup mengkoneksikan dengan laptop atau komputer maka langsung dapat berinternet.

Sejak diluncurkan april 2007 hingga agustus 2007 di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan, layanan layanan berbasis HSDPA ini, telah diminati oleh sekitar 52.000 pelanggan (52% kartuHALO, 43% simPATI dan 5% kartuAs), dan sekitar 10.000 diantaranya merupakan pelanggan yang sangat aktif.


§ Growth (Pertumbuhan)

Produk mulai memasuki tahap pertumbuhan ditandai dengan penerimaan produk dipasaran, dimana customer awareness sudah meningkat sebagian besar pelanggan telah mengetahui keberadaan produk yang ditawarkan, dan adanya peningkatan laba didukung dengan promosi yang kuat. Adanya pihak-pihak yang mulai banyak terlibat dalam distribusi kepada customer.


Contohnya: Pada 2008, Operator seluler Telkomsel memproyeksikan jumlah pelanggan internet berkecepatan tinggi (internet broadband) melalui layanan TelkomselFlash mencapai 140.000 pengguna aktif sedangkan jumlah pelanggan registrasi sekitar 400.000.(http://www.inilah.com/berita/2008/pelanggan-broadbandtelkomselmeningkat/)

Jumlah pelanggan TelkomselFlash naik dua kali lipat dibanding pencapaian akhir 2007 sekitar 70.000 pelanggan aktif. penambahan peminat TelkomselFlash didorong peningkatan perluasan jaringan infrastruktur teknologi pendukung seperti layanan 3G berbasis Wideband Code Division Multiple Access) dan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA). Telkomsel memprediksi pelanggan wireless broadband akan mencapai 3,5 juta di tahun 2010, potensi tersebut menggambarkan besarnya peluang pengembangan layanan 3G di Indonesia. Sebagai Service Leader yang dipercaya melayani 42,8 juta pelanggan (end of June) atau lebih dari 50% pengguna selular di Indonesia, Telkomsel memandang bahwa pada dasarnya jaringan yang luas dengan core network yang senantiasa dipersiapkan untuk mendukung implementasi teknologi.


§ Maturity (Kedewasaan)

Pada tahap ini pasar mulai jenuh, tidak adanya pertumbuhan jumlah pelanggan secara signifikan, tidak hanya customer eksternal perusahaan, customer internal perusahaan pun mulai mengalami kejenuhan. Hingga mengakibatkan jumlah penjualan berada pada garis flat (tetap) dan mulai terjadi penurunan laba yang diperoleh. Banyaknya persaingan yang bergelut dalam bisnis yang sama, pasar tidak lagi berada pada struktur pasar monopoli tetapi bergeser kearah pasar perfect competition. Area usaha sudah berada pada area red zone pada tahap maturity, karenanya jika tidak diiringi dengan strategi perusahaan yang baik dapat mengancam keberadaan perusahaan. Contohnya Dunia perbankan, banyaknya jumlah bank yang bermunculan yang menawarkan produk dan layanan yang sama kepada pelanggan, mengakibatkan pelanggan mulai jenuh. Tak heran banyak bank yang mulai diliquidasi akibat ketidakmampuan mengelola service yang diberikan. Karenanya perlu dilakukan proses differentiation yang tinggi untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.


§ Decline (Kemunduran)

Customer mulai benar-benar jenuh dan meninggalkan produk atau teknologi yang ditawarkan dan beralih pada produk lain yang dirasakan lebih menguntungkan, jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.


Contohnya. Karena pergeseran kebutuhan informasi dan komunikasi dari kebutuhan tersier menjadi kebutuhan primer, penggunaan handphone (teknologi seluler / mobile phone) dapat mengancam keberadaan telepon rumah (PSTN à Public Switched Telephone Network) yang lama kelamaan dapat mengakibatkan keberadaan telepon rumah menjadi tinggal nama saja. Seperti yang terjadi pada produk telegram. Telegram yang eksis pada masanya kini hanya tinggal kenangan saja, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengiriman pesan maka umumnya pelanggan tidak lagi menggunakan jasa pos, akan tetapi pelanggan lebih memilih fax, sms, atau e-mail sebagai alternatifnya.


Gambar Product Life Cycle


Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk (Product Life Cycle) yaitu:

1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, tidak berketombe dan tidak rontok.

2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.

3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil baru dan segar.

4. Mencari target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.

0 comments:

Post a Comment