Progressive Integration of Multiple Platforms Networks
Perkembangan telekomunikasi saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya jumlah penyelenggara dan pelaksana jasa telekomunikasi serta semakin beragamnya produk telekomunikasi yang ditawarkan kepada masyarakat. Apalagi didukung dengan adanya pergeseran pasar dari monopoli menjadi liberalisasi sesuai dengan UU. No.36 tahun 1999 tentang penyelenggaraan telekomunikasi. Namun perkembangan teknologi tersebut justru meningkatkan terjadinya digital divide. Digital divide merupakan kesenjangan antara kelompok yang dapat mengambil benefit dari teknologi dijital dengan kelompok yang tidak mampu mengambil benefit dari teknologi tersebut (www.itu.int/ITU-D/digitaldivide).
Selain itu tingkat penetrasi Indonesia terhadap produk telekomunikasi pun masih semakin rendah jika dibandingkan dengan negara-negara asia lainnya seperti singapure, malaysia, thailand, philipina, dan vietnam. Adapun perbandingannya sebagai berikut :
Sumber : Depkominfo dan workbank 2007
Rendahnya penetrasi tersebut mengakibatkan adanya perubahan paradigma dalam dunia telekomunikasi yaitu sebagai berikut :
ITEM | PARADIGMA SAAT INI | PARADIGMA KE DEPAN |
Pasar | Kompetisi terbatas | Kompetisi Penuh |
Regulasi | Ketat dan parsial | Light Touch regulation dan terintegrasi |
Infrastruktur | Telekomunikasi | Informasi |
Struktur Industri | Vertikasl | Horizontal |
Penyaluran Informasi | Format terpisah untuk komunikasi suara, data, teks, dan gambar | Format multimedia |
Infrastruktur | Hybrid analog dan digital | Seluruhnya digital |
Major Infrastruktur | Circuit switched | Packet switched (IP Based) |
Jaringan akses | Didominasi saluran narrowband | Didominasi oleh saluran broadband |
Skema pentarifan | Berdasarkan waktu dan jarak | Berdasarkan volume (byte) |
Basis industri | Industrial economy | Knowledge based economy |
Terminal | Dedicated with service | integrated |
Untuk mengurangi terjadinya digital devide dan meningkatkan jumlah penetrasi di Indonesia ditengah meningkatnya kebutuhan akan koneksi multimedia, diperlukan sebuah kebijakan mengenai konvergensi. Hal ini dkarenakan sekalipun kondisi telekomunikasi saat ini dapat dikatakan QOS setiap layanan yang ditawarkan relatif terjamin namun masih banyak permasalahan diantaranya : biaya tinggi, tidak efisien, pengembangan aplikasi butuh waktu yang lama, layanannya terbatas (karena dumb terminal tetapi jaringannya pintar). Konvergensi-lah yang diharapkan dapat menjawabnya. Konvergensi adalah bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran, dimana penyelenggara jasa telekomunikasi merupakan kegiatan penyediaan atau pelayanan jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi melalui media apa saja, termasuk TV, siaran, radio & multimedia. (media law ombudsperson).
KARAKTERISTIK INFRASTRUKTUR Jaringan Masa Depan yang
•Jaringan transport dan akses semua berbasis IP atau packet-based network
•Aplikasi/layanan yang terpisah dari jaringan transport.
•Jaringan yang terbuka
•Jaringan broadband yang integrated atau konvergen
•Jaringan yang obiquitous (every where every when)
•Network intelligence yang terdistribusi
(source: OECD)
Salah satu ciri konvergensi adalah sistem telepon dan multi-media mungkin hanya menjadi salah satu aplikasi di managed IP, salah satu produknya adalah IPTV. IPTV (Internet Protokol Television) merupakan suatu sistem di mana suatu pelayan televisi digital dikirimkan menggunakan Internet Protokol (IP) diatas atas suatu infrastruktur jaringan, pengirimannnya dilakukan dengan broadband connection. IPTV merupakan layanan Televisi yang memiliki fasilitas tambahan(content) dengan media pengiriman berformat kabel.
Telkom mencoba memanfaatkan jaringan telepon sebagai infrastruktur jaringan IPTV. Namun untuk peluncurannya nanti fokus pemasaran akan ditujukan pada pelanggan SPEEDY, hal tersebut dilakukan karena jaringan SPEEDY telah menggunakan teknologi ADSL. Teknologi ini memungkinkan jaringan telepon memiliki akses yang cepat dalam koneksi internet. Akses yang cepat juga diperlukan oleh layanan IPTV agar kualitas gambar dan suara yang dikirimkan menjadi baik.
Dalam penyelenggaraan layanan IPTV tujuan strategis yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan value perusahaannya di mata customer base-nya. Tarif merupakan faktor yang penting dalam pembentukan persepsi pelanggan terhadap value dari layanan. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui value dari layanan yang ditawarkan kepada pelanggan agar dapat menentukan tarif dengan tepat. Penentuan tarif layanan yang tepat dengan mempertimbangkan value yang diterima oleh pelanggan sangat penting bagi peluncuran layanan ini. Oleh karena itu perlu adanya skema tarif yang didasarkan pada cost based pricing dan value based pricing dalam implementasi layanan tersebut dan dengan mempertimbangkan kompetitor sebagai pembanding dalam iplementasi strategi pricing.
0 comments:
Post a Comment