Sunday, June 14, 2009

Leadership In Marketing (Market Leader With Cartoon Stylish)



Masa kecil yang mungkin tidak dapat dilupakan, mengantarkan saya untuk mengingat-ingat beberapa tokoh-tokoh kartun yang sering menghiasi layar kaca televisi menemani hari-hari saya. Mungkin kita sering menyepelekan tontonan yang kita tonton dan menganggapnya sekedar hiburan atau angin lalu saja, “sekarang ditonton besok sudak lupa”. Akan tetapi sesungguhnya kita bisa mengambil hikmah dari tontonan yang kita tonton. Misalnya saja jika ditelusuri lebih dalam tidak ada salahnya jika seorang pemimpin pasar sebut saja marketer belajar menguasai pasar dengan pendekatan pada karakteristik tokoh kartun. Bagaimana caranya?? kok bisa??


Menjadi seorang pemimpin yang hebat, tidak mesti harus belajar dari pendidikan formal. Justru tantangannya sang pemimpin harus dapat belajar menjadi seorang pemimpin hebat dari segala hal yang bisa dipelajarinya. Lalu apa saja yang harus dimiliki oleh seorang marketer dari sebuah tayangan serial kartun televisi?? Berikut adalah pelajaran yang bisa diambil :


#1 Detective à Selalu Ingin Tahu, Bukan Sok Tahu

Seorang marketer harus selalu ingin tahu dan mempunyai jiwa intelegent yang tinggi untuk menyelesaikan setiap masalah pelanggannya dan masalah ROI serta umur hidup produk yang ditawarkan oleh perusahaan, namun tetap hati-hati. Marketer perlu meniru keberhasilan dari Shinichi Kudo dalam menyelesaikan kasus-kasus pada film Detective Conan (名探偵コナン ,Meitantei Conan).


Shinichi Kudo (工藤 -Kudō Shinichi)adalah seorang detektif SMU Teitan terkenal, yang sering membantu polisi menyelesaikan kasus sulit. Sekalipun ia telah diracuni oleh Gin dan Vodka dari organisasi Hitam dan mengubah tubuhnya menjadi kecil. Namun Conan Edogawa (江戸川 コナン ,Edogawa Conan), begitu namanya dipanggil, selalu berusaha untuk mencari tahu dan menyelesaikan teka-teki kasus kejahatan yang ia tangani. Layaknya seorang detektif yang sedang menganalisis alibi-alibi pelaku kejahatan, maka seorang marketer diharapkan tidak segan-segan untuk mengutik-utik setitik informasi dari pihak-pihak lain. Hal ini dapat menambah informasi misalnya mengenai langkah apa yang akan dilakukan oleh kompetitor kita, apa market trade yang sedang booming dan hal lainnya yang berguna bagi perusahaan. Seorang marketer harus berpedoman pada apa yang menjadi kebutuhan konsumen dengan mencari tahunya lebih detail terjun langsung ke pasar. Dengan begitu marketer akan menghasilkan produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen.


Banyak contoh kesuksesan marketer yang dibangun dari sikap ingin tahu yang menghasilkan breakthrough product diantaranya adalah Ronny Liyanto dengan kesuksesannnya mengantarkan Polygon sebagai sepeda terbaik di Indonesia bahkan di Asia-Pasifik, apalagi Polygon adalah karya anak bangsa sendiri. Konsep, ide dan implementasinya sanggup membawa dunia persepedaan ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan kini Poligon sudah memiliki inovasi baru yaitu Folding Bike, yang memudahkan konsumennya membawa kendaraan roda dua tersebut kedalam kendaraan lain misalnya mobil (kendaraan roda empat). Steve Jobs yang merupakan legend Apple Inc, ia berhasil menciptakan iPod, iPhone, iMac, MacBook Air, dan perangkat keren lainnya karena keingintahuannya mengenai produk yang diinginkan oleh pasar. Yamaha-Mio diciptakan karena keingintahuan Yamaha untuk menciptakan sebuah kendaraan yang dibutuhkan oleh para wanita, dan memudahkan wanita untuk berkendara. Indofood berhasil menciptakan breakthrough product sehebat Indomie. Indofood mengetahui keinginan pelanggannya yang membutuhkan makanan cepat saji namun tetap ekonomis, dimana pada saat itu ide Indomie muncul karena banyak orang yang melupakan sarapan pagi dan harus berburu waktu untuk beraktivitas di pagi hari. Marketer perlu mengingat pepatah mengatakan “Curiosity as an Incentive to good Thinking”.


#2 Creative and Innovative = Imagination

Selalu kreatif dan inovatif, itu lah yang dibutuhkan oleh seorang marketer. Gambaran ini bisa kita pelajari dari kartun “Tom and Jerry”. Tom adalah seekor kucing rumah yang hidup penuh dengan kemanjaan. Tom selalu berusaha untuk menangkap Jerry si tikus kecil. Walaupun penuh semangat dan bertekad bulat, namun usaha tersebut hanya dipenuh oleh emosi Tom saja untuk memakan Jerry dan tidak diiringi oleh kecerdasan atau taktik. Berbeda dengan Jerry yang selalu mempunyai cara melalui imajinasi, kreatif dan inovasinya untuk mengelabui Tom, sehingga Tom pun kalah karena umpannya sendiri atau kata pepatah “Senjata Makan Tuan”.


Sekalipun anda seorang yang sangat hebat, pintar, jenius, sekolah sampai tingkat yang paling tinggi, di tempat atau negara hebat sekalipun, kalau anda tidak memiliki kreatif dan inovatif yang didukung dengan imajinasi yang tinggi, dan hanya mengandalkan emosi memenangkan pasar saja maka anda tak ubahnya seperti Tom si kucing manja atau dalam hal ini saya juluki marketer kucingan.


Mark Zuckerberg menciptakan situs facebook yang merupakan situs jejaring sosial yang sedang booming saat ini, dengan adanya kreativitas dan inovasi serta imajinasi yang dimilikinya. Siapa sangka facebook yang awalnya hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Harvard University untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi, kini mengantarkan Zuckerberg untuk menghimpun harta kekayaan hingga US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27,9 triliun. Saat ini pengguna facebook dapat saling bertukar informasi, berkenalan, dan berkomunikasi melalui fitur-fitur yang ada di facebook tanpa ada batas. Bahkan pendapatan facebook saat ini telah mengalahi pendapatan friendster dan yahoo yang telah memasuki bisnis yang sama lebih dahulu.


Pasar membutuhkan orang yang penuh dengan kreasi dan inovasi dari imajinasinya untuk membangun sebuah taktik menghadapi persaingan yang kian hari kiat ketat dan dipenuhi dengan tekanan dari konsumen. Liat saja Jerry jika ia tidak memiliki kreativitas untuk mengelabui Tom, mungkin dia dengan mudah untuk dimakan dan dihabisi oleh si kucing berbulu abu-abu tersebut.


Setiap manusia pada dasarnya memiliki imajinasi, kreasi dan inovasi namun tergantung bagaimana membangun imajinasi, kreasi dan inovasi tersebut menjadi sesuatu yang luar biasa. Imajinasi, kreasi dan inovasi dianalogikan sebuah pisau. Jika pisau tersebut sering diasah maka tajamlah pisau tersebut, sebaliknya jika pisau tersebut tidak pernah diasah maka tumpulan pisau tersebut dan tidak dapat digunakan.


#3 Survive

Maju Terus, Pantang Mundur. Ibarat berlayar di samudra yang tanpa ujung, walaupun badai menghadap tetap kapal tersebut harus berlayar. Hal itu yang seharusnya menjadi pedoman bagi seorang marketer untuk tetap survive menghadapi dinamika pasar. Karenanya tidak salah jika kita belajar dari sikap pantang menyerah yang dimiliki Goku pada kartun Dragon Ball yang berusaha mengumpulkan 7 bola ajaib. Dimana apabila ketujuh bola ajaib tersebut dikumpulkan maka dewa naga akan mengabulkan semua keinginan. Namun dalam mengumpulkan ketujuh bola naga tersebut, Goku harus berhadapan dengan banyak rintangan, salah satunya adalah dari Tentara Pita Merah.


Seorang Marketer pun harus tetap survive sekalipun adanya ancaman yang diberikan oleh kompetitor, keinginan pasar yang selalu dinamis, tekanan dari stakeholder dan hal lainnya. ITU semua harus dihadapi ole markeer dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan konsumen mengenai suatu produk atau jasa (voice of customer), dan mengantarkan perusahaan ke arah yang lebih baik.


Kesuksesan perusahaan rokok sekelas Marlboro pun, pernah mendapatkan ujian. Rokok yang semula diperuntukkan bagi wanita ini, pernah tidak diterima oleh pasar. Namun Marlboro, perusahaan rokok yang diproduksi oleh Phillip Morris dengan sikap pantang menyerah, bangkit dari ketepurukan yang dialami perusahaan pada saat itu. Marlboro berhasil mengubah image dari produknya yang semula mempositioningkan diri sebagai rokoknya wanita beralih menjadi rokok pria yang memilik karakter yang kuat, stylist, cuek dan ingin menonjolkan diri serta memiliki mental enterpreneurship yang kuat dengan menampilkan pria koboy berkuda yang menandakan kejantanan pria merokok pada setiap iklannya di media. Alhasil Marlboro kini menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar di dunia. Cacian pun sempat dialami oleh perusahaan software ternama “Microsoft” saat peluncuran produknya windows vista. Produk tersebut dianggap gagal oleh sebagian orang, hal ini diakibatkan vista dinilai sangat lambat, bahkan dengan hardware yang cukup tinggi sekalipun, vista tidak menawarkan sesuatu yang luar biasa daripada XP, vista lebih merepotkan dibanding XP (notification-notification yang menjengkelkan), Keamanan Vista tidak jauh lebih baik dari XP, vista tidak memberikan efisiensi apapun bahkan jika menghitung waktu, menggunakan. Microsoft pun tidak tinggal diam, ia bangkit dan kini mulai mempromosikan produk barunya windows7. Pertanyaannya adalah apakah windows 7 dapat menjawab keinginan pasar sekaligus menyempurnakan windows vista yang telah ada sebelumnya. Kita liat saja perkembangannya lebih lanjut.


Yang perlu diingat adalah Successful people are those who rise from adversity. Thomas Alfa Edison perlu ribuan kali mengalami kegagalan untuk menemukan listrik, akhirnya beliau berhasil. Pemenang sejati adalah pemenang yang mampu mentoleransi kegagalan yang dialami serta berjuang untuk meraih keberhasilan dan bukannya menyerah pada keadaan. Disamping itu, keberhasilan akan diraih jika seseorang berani mengambil resiko dan tidak takut akan kehilangan / kegagalan.


#4 Never Satisfied

Kali ini kita akan belajar dari tokoh kartu, Nobita. Kenapa nobita??? Meskipun Nobita adalah tokoh pemalas, tidak pandai olahraga pada kartun Doraemon. Namun ada sisi yang perlu ditiru oleh para marketer, yaitu sikapnya yang tidak pernah puas. Sekali pun, Doraemon si robot abad ke 22 telah mengeluarkan alat dari kantong ajaibnya, namun nobita selalu merasa tidak puas dan merengek untuk dimunculkan alat-alat lain dari kantor milik robot kucing dengan tinggi badan 129,3 cm dan berbobot 129,3 kg serta gemar makan dorayaki ini.


Sikap tidak pernah puas, akan mengantarkan kita untuk menjadi lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi. Banyak kemungkinan yang akan terjadi setelah kita mendapatkan kemenangan seperti kata lagu Dewa 19 bahwa “Kemenangan hari ini, bukan lah berarti kemenangan esok hari”. Olehkarena Marketer harus berusaha melakukan sesuatu yang terbaik agar kemenangan itu menjadi sesuatu yang abadi. Sekalipun tidak ada yang abadi didunia ini. Namun setidaknya kemenangan tersebut dapat mengantarkan umur hidup perusahaan menjadi lebih lama.


Nokia perusahaaan raksasa handphone asal Finlandia ini termasuk perusahaan yang tidak pernah puas akan kesuksesannya menghasilkan produk handphone. Siapa yang mengira perusahaan sebesar Nokia, yang dinilai sebagai unbeatable leader, akhir-akhir ini mulai gerah dengan adanya serbuan produk blackberry. Namun nokia tetap memproduksi produk untuk menyaingi pesaingnya dengan meluncurkan produk Nokia E71. Telkom yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan merupakan perusahan monopoli telekomunikasi pada masanya. Kini di era liberalisasi, mulai terusik dengan adanya kompetitor-kompetitor yang bermain dalam ceruk pasar yang sama. Untuk tetap memenangkan pasar, Telkom harus selalu berpikir Different Actions, Different Results. Hal ini dilakukan agar konsumen tidak jenuh dengan produk yang ditawarkan. Karenanya Telkom menciptakan produk-produk lain selain layanan PSTN yang sudah memasuki tahap decline pada product life cycle nya agar tetap mewujudkan hasil yang berbeda, namun tetap mencapai kemenangan dalam bisnis.


#5 Relationship

Sikap yang harus dimiliki oleh seorang marketer selanjutnya adalah relationship. Apabila dianalogikan pada tokoh kartun kita dapat belajar dari Winnie The Pooh, seekor beruang madu yang diciptakaan oleh A. A. Milne ini memang memiliki banyak teman. Ia mampu berteman dengan siapa saja tanpa memandang jenis. Teman-temannya diantaranya adalah piglet si babi, eeyore seekor kuda, tiger si macan, Rabbit, Owl, hedwig, bahkan pooh juga memiliki temen seorang manusia yang bernama Christoper Robin.


Belajar dari karakteristik tokoh Pooh, seorang marketer harus mampu menjalin komunikasi yang baik terutama dengan konsumennya, tanpa membeda-beda asal usulnya. Dengan adanya relationship, maka ikatan antara perusahaan dan pelanggan akan semakin erat. Harapannya adalah pelanggan bukan hanya pihak yang membeli atau menikmati produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan saja, namun pelanggan merupakan patner perusahaan dalam mempromosikan dan menginformasikan kepada pihak lain untuk menggunakan produk atau layanan tersebut.


Untuk menjadi suatu relationship yang baik diperlukan kemampuan komunikasi yang baik dari seorang marketer. Marketer dapat menggunakan media-media komunikasi yang efektif untuk menjalin komunikasi tersebut.


Banyak produk yang sukses karena ikatan relationship antara marketer dengan pelanggannya, salah satu contohnya adalah Tupperware. Tanpa promosi melalui media televisi seperti yang dilakukan sebagian besar produk, Tupperware berhasil membangun keberhasilannya menjual produk melalui kedekatannya dengan pelanggan. Tak jarang pelanggan yang telah menggunakan produk tersebut lebih dahulu, mempromosikan produk tersebut kepada calon pengguna lainnya.


Relationship antara marketer dan pelanggannya, akhir-akhir ini mulai difokuskan oleh perusahaan. Apalagi pengaruhnya cukup besar bagi pendapatan perusahaan. Salah satunya dengan membangun suatu komunitas pelanggan dengan memanfaatkan media komunikasi untuk mempermudahkan komunikasi antar keduanya.Contohnya perusahaan Harley Davidson yang mendirikan komunitas Harley Davidson, dan melakukan pendekatan dengan mereka melalui media online atau pertemuan rutin seperti seminar dan kegiatan automotif lainnya agar ikatan perusahaan dan pelanggan terjalin.


Seorang marketer yang baik, adalah yang mampu belajar dari setiap sisi kehidupan, karenanya tak ada salahnya jika kita belajar dari hal-hal kecil dari apa yang kita dapat disekitar kita. Terkadang hal kecil yang kita pikirkan akan menjadi besar pada saatnya. Yang terpenting adalah bagaimana kita mempunyai mimpi dan aksi untuk mengubah hal kecil tersebut menjadi sesuatu yang besar. Salam Marketer.

0 comments:

Post a Comment