Monday, December 7, 2009

Cut Price Strategy of PT. Matahari, Tbk



Istilah Hipermarket dan indomarket mungkin sudah tidak asing lagi. Hipermarket dan Indomarket yang dipelopori oleh PT.Matahari

Istilah Hipermarket dan

Pemilihan Strategi Ditengah Menjamurnya Keberadaan Bisnis Retail


Istilah Hipermarket dan indomarket mungkin sudah tidak asing lagi. Hipermarket dan Indomarket yang dipelopori oleh PT.Matahari Putra Prima Tbk. yang saat ini menjadi alternatif utama bagi para ibu rumah tangga untuk berbelanja memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Memang harga kebutuhan pokok saat ini terbilang terlalu tinggi, baik itu dibeli di pasar tradisional yang terbilang harganya cukup miring dibandingkan dengan harga diminimarket maupun disupermarket. Belum lagi suasana pasar tradisional yang terbilang cukup kotor dengan beceknya suasana pasar, belum lagi keberadaan sampah-sampah yang sudah tidak jelas keberadaannya. Karena melihat kondisi seperti ini PT. Matahari Putra Tbk. berinisiatif untuk membuka jenis pasar yang sama dengan supermarket atau minimarket dengan harga yang terjual adalah harga pasar tradisional. Berawal dari berdirinya Indomarket, dimana pengunjung membeludak, sehingga dirasakan kurang efisien dengan luas yang hanya ±200M2. Sehingga dirasakan perlu untuk memperluas areal dengan jumlah barang yang dijual diperbanyak(dilengkapi lagi). Bila Indomarket hanya menjual kebutuhan sehari-hari, alat tulis, dan sayur-sayuran juga buah-buahan, maka Hipermarket lebih lengkap lagi. Disini Hipermarket menyediakan barang-barang elektronik, sayur-sayuran, buah-buahan, alat tulis, mainan anak-anak, serta kebutuhan sehari-hari.Kesuksesan Indomarket dan Hipemarket berawal dari kondisinya di Surabaya, kemudian barulah keberadaan Indomarket dan Hipermarket menjamur di berbagai kota. Seperti Jamur dimusim penghujan.


Karena kesuksesan tersebut kini PT.Matahari Tbk. akan menghadirkan jenis pasar baru yang dikenal dengan istilah Cut Price Toko Diskon yang konsepnya adalah soft-discount store. Cut Price ini dibuat karena masih banyak konsumen yang belum serta masih enggan untuk berbelanja di hypermarket, dengan alasan harga yang ditawarkan masih terbilang mahal. Oleh karena PT. Matahari Tbk berniat membuat alternatif lain dengan membuka Cut Price. Dimana Cut Price ini memiliki luas sekitar ±350-700 M2. Cut Price semacam ini sudah banyak ada di luar negeri sebut saja Carrefour, dan sejenisnya. Harga yang di jual disini terbilang lebih murah dibandingkan dengan hypermarket sebesar 20% dari harga yng ditawarkan oleh hypermarket. Namun kenyamanan dalam berbelanja disini dirasakan kurang seperti ditiadakannya keberadaan AC, tidak ada refrigator untuk menyimpan makanan dan minuman dalam kemasan. Saat berbelanja pun tidak disediakan plastic tempat menyimpan barang-barang yang dibeli. Sehingga konsumen diharapkan membawa sendiri plastik untuk menyimpan barang-barang yang dibeli. Hal ini dikarenakan Cut Price lebih mengkhusukan kepada harga yang termilang sangat minim atau murah sehingga biaya operasionalnya pun terkecil.. Yah…. Bisa dibilang bahwa Cut Price sama seperti pasar tradisional yang terbilang murah, bahkan lebih murah 5% dari pasar tradisional, akan tetapi Cut Price lebih memiliki kelayakan dari kebersihannya dan tidak becek serta tidak berpanas-panasan meskipun tidak AC yang menjadi pendingin atau tidak terkena matahari langsung serta tidak kehujanan. Namun saat ini cut price hanya berada di Malang, Jakarta, dan Bandung. Keberadaan cut price ini memang tidak sebanyak Indomarket maupun hypermarket, karena keterbatasan biaya yang akan dikeluarkan. Namun jangan salah omsite dari Cut price adalah sebesar 4 juta/M2, sedangkan hypermarket saja hanya 2 juta/M2, Indomarket hanya sekitar 1 juta/M2. Dengan didirikannya Cut Price ini diharapkan konsumen tidak perlu berbecek-becekan berbelanja di pasar tradisional karena telah tersedianya cut price yang menjual lebih murah 5% dari pasar tradisional, dengan kenyaman yang lebih daripada kenyamanan di pasar tradisional.


Sumber :

Eva Martha Rahayu, A Mohammad B.S. "Senjata Baru Matahari Perluas Basis Pasar". Majalah Swa No.23/XXI/2005.

0 comments:

Post a Comment