Wednesday, March 24, 2010

The Key Success of Retail Business



Persaingan bisnis retail akhir-akhir ini dapat dikategorikan cukup tinggi. Bagaimana tidak, hampir seluruh bisnis retail yang ada di Indonesia menawarkan lokasi yang hampir sama ditengah produk dan jam pelayanan yang sama pula. Karena kesamaan tersebut, tidak mengherankan jika konsumen melakukan perubahan-perubahan kunjungan retail atau dalam arti tidak adanya tingkat loyalitas pelanggan terhadap bisnis retail tersebut. Lihat saja contohnya bisnis carefour dan hypermart diduanya sama-sama menawarkan produk yang sama serta harga yang tak jauh berbeda, serta lokasi dan fasilitas yang dapat dikategorikan sama. Tidak heran jika anda bertanya pada beberapa orang mana yang lebih nyaman menurut anda antara keduanya, tentu para responden berkata sama saja. Atau ketika anda bertanya apakah anda pernah ke carefour? Apakah anda pernah ke hypermart? Dan jawabanya sudah tentu bisa di tebak keduanya pernah mereka kunjungi. Hal ini lah yang menandakan tingkat loyalitas konsumen untuk bisnis retail tergolong rendah. Sehingga perlu adanya differentiation innovation dari para pembisnis retail jika ingin memenangkan persaingan ditengah kondisi perekonomian global saat ini. Produsen harus mampu bergerak dinamik sesuai dengan perubahan pasar dengan mengubah cara pandang sebagaimana kemajuan teknologi yang selalu merespon dinamika sehingga selalu menghasilkan terobosan dan inovasi baru.


Diferensiasi telah dikenal sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang berarti dalam penawaran perusahaan. Lebih lanjut, saya mendefinisikan diferensiasi sebagai menyatukan konten, konteks, dan infrastruktur penawaran kita kepada para konsumen. Produk yang berbeda adalah taktik utama bagi perusahaan untuk mendukung positioning-nya. jika positioning tidak didukung oleh diferensiasi, perusahaan akan hanya mengumbar janji dan tak bisa memuaskan konsumen, yang pada gilirannya akan merusak brand dan reputasi perusahaan. Apalagi jika bisnis tersebut bisnis dengan persaingan yang tinggi, tentunya diperlukan inovasi-inovasi yang menandakan produk atau jasa yang kita berikan berbeda dengan milik kompetitor. Bisa dibayangkan saya sebagai contoh jika terdapat tumpukan-tumpukan kertas dengan jenis kertas yang sama, ukuran yang sama bertumbuh hingga satu rim, dan kita dan kita diminta untuk mengmbilnya dengan kategori yang paling bagus, lalu bagaimana cara kita menentuknya. Tentu saja kita akan bingung menentukannya, Lain hal nya jika kita menentukan kertas yang bagus diantara kertas berwarna putih terselip kertas concorde berwarna pink. Maka tentu saja yang akan menarik pikiran kita adalah kerja yang berbeda tersebut, sekalipun dalam jumlah sedikit. Menari sekaligus bertanya-tanya apa gerangan yang mengakibatkan produk ini berbeda, apa bedanya, dan apa keahlianya.. Bermula dari perasaan penasaran hingga menjadi terpuaskan begitu mengetahui lebih detail. Begitu juga bisnis. JiKA secara mayoritas perusahaan menawarkan hal yang sama dengan perusahaan lain, tentunya akan mengakibatkan pelanggan bosan dan bertindak semaunya atau berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain karena toh pada akhirnya sama saja. Disinilah perlunya fungsi differentiation untuk diterapkan.


Adapun bentuk differentiation innovation yang hendaknya diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Menjual experience, jenis produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan memang menjadi daya tarik bagi konsumen untuk dapat mengujungi ritel. Namun perlu menjadi perhatian oleh pembisnis retail bahwa jangan pernah terpaku pada produk atau jasa yang ditawarkan tanpa menawarkan sesuatu yang unik dan menggairahkan rasa pengalaman dan kenangan yang mengesankan bagi pelanggan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Sebagai contoh Bread talk, Star buck dan J’Co antrian yang panjang pada gerai bukan berarti pelanggan menginginkan roti, kopi atau donat yang ditawarkan namun pengalaman yang mengesankan. Pengalaman tersebut mencakup permainan, pancaran indera yang mencakup tampilan, rasa, dan bau yang dirasakan oleh konsumen ketika mereka berkunjung ke retail tersebut. Seperti kata pepatah mengetakan bahwa pengalaman mahal harga nya. Inilah yang menjadi ladang bisnis tersendiri bagi pembisnis retail.


2. Kemajuan Teknologi, perkembangan kemajuan teknologi mendorong pelanggan dengan terkesan bermanja –manjaan dengan teknologi. Pelanggan dibiasakan dengan sesuatu yang cepat, praktis, dan instan. Ada beberapa teknologi yang mebayang-bayangi bisnis retai diantaranya adalah teknologi Wifi/hotspot dimana pelanggan dapat melakukan connection internet ketika mereka sedang berada pada retail, teknologi transaksi yang dapat memudahkan pelanggan ketika melakukan transaksi pembayaran dengan adanya teknologi RFID (Radio Frequency Identification) atau bahkan e-commerce. Teknologi lainnya adalah dalam bidang inventori dimana peritail dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberadaan inventori serta teknologi yang memfokuskan pada program retensi pelanggan seperti ID Card atau point reward bagi pelanggan yang sering berbelanja di retail tersebut.


3. Fokus pada interpersonal dengan pelanggan dimana peretail saat ini berlomba-lomba melakukan standarisasi pelayanan bagi konsumennya, tidak heran standarisasi seperti ISO 9000:2000 atau malcom baldrige dan lain-lainnya menjadi target bagi pengusaha retail.


4. Menjadikan pelanggan bukan sebagai end user namun sebagai pelaku usaha, dimana pelanggan bukan lagi yang harus dilayani namun merekalah yang melayani diri mereka sendiri. Harapannya retail dapat menunjukan ke fleksibilitas bagi pelanggan untuk menentukan apa yang mereka inginkan. Sehingga tak heran ketika mereka menginginkan makan jus strowbery maka pelanggan lah yang memetik sendiri strowbery nya dari kebun, kemudian mencucinya, dan memblendernya lalu meminumnya dan rasanya pun sesuai dengan yang dibuat oleh mereka sendiri.


5. Green Program, Tingginya kesadaran lingkungan untuk mencegah global warning mengakibatkan pelanggan berfokus pada program penyelamatan bumi, akibatnya peretail merasa terpancing untuk ikut andil dalan hal tersebut. Sebut saja carefour yang telah memanfaatkan tas belanja dapat dipakai secara terus menerus sehingga dapat menghemat penggunaan plastik.


6. Multi Produk, kecenderungan peretail untul mengikat konsumen semakin nyata. Peretail berusaha menjadikan retail sebagai one stop shoopping. Dimana adanya tuntutan untuk menjadikan retail sesuatu yang berbeda justru mengakibatkan retail menambah produk yang ditawarkan sehingga tidak mengherankan jika sebuah toko apotk menjual buah-buahan atau makanan serta pakaian bayi.


7. Co-branding, tingginya tingkat persaingan dalam bisnis retail mengakibatkan para pembisnis mengembangkan sayap ke perusahaan-perusahaan lainnya dengan porgram co-branding hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengefisiensikan program promosi. Sebagai contoh Indomaret dan Telkomsel yang bekerjasama dalam sistem pembayaran dengan menggunakan T-Cash pada retail-retail Indomaret.


8. Design Innovation perubahan secara berkala terhadap lokasi maupun design interior dari retail menjadikan perbaharuan suasana bagi konsumennya. Namun perlu di perhatiakan tata letak dari peletakan produk-produk yang ditawarkan sebagai contoh peltakan makan berdekatan dengan minuman, sabun didekatkan dengan shampo.


9. Promosi Harga cukup menggiurkan bagi pelanggan. Promosi harga yang ditawarkan oleh peretail dapat berupa subsidi silang antara satu produk dengan produk lain. Atau promosi harga pun dapat berupa gimick tersendiri bagi pelanggan. Sebagai contoh buy one get one, cash back, atau voucher tertentu.


Differentiation Innovation yang dilakukan para pelaku bisnis retail, hendaknya dapat menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen merasa nyaman ketika berada dan berkunjung pada retail tersebut dan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap retail tersebut.

0 comments:

Post a Comment