Saturday, October 13, 2012

GEMILANG WANITA

 

Suka banget sama Lagu andien berjudul "Gemilang", luar biasa bagoes. Dalam lagu ini, Andien bercerita mengenai kegemilangan pahlawan wanita Indonesia, yang INSPIRATIF, PENUH MIMPI, PENUH CITA-CITA, PENUH SEMANGAT dan TIDAK MUDAH MENYERAH. Christine Hakim (Aktris), Susi Susanti (Atlit), Anne Avantie (Desainer Fashion), Meutia Hatta (Tokoh Nasional), dan Mira Lesmana (Tokoh Perfilman) adalah figur-figur yang menjadi inspirasi dari video ini yang diharapkan untuk memotivasi generasi muda agar terus berprestasi. 

Wanita memang luar biasa. Perjuangan Kartini dalam memperjuangkan "kebebasan emansipasi wanita" memang tidak sia-sia. Yaaaa wanita berhak mendapatkan kesuksesan yang sama dengan pria, wanita berhak mendapatkan kebahagiaan yang sama dengan pria. Karena pada hakikatnya wanita pun makhluk yang tanggung, MESKIPUN terkadang ada tangisan diusahanya tapi sesungguhnya tangisan itu BUKAN menggambarkan KEKALAHAN,  KELEMAHAN atau BAHKAN KETIDAKMAMPUANnnya. Dan wanitapun berhak menjadi GEMILANG dari usahanya.

Pesan yang bisa saya ambil dari tokoh-tokoh dalam video klip lagu "Gemilang" yaitu :
Kegemilaan suatu hasil tidak terlepas dari kegemilangan totalitas yang dilakukan. Artinya setiap kita ingin menghasilkan kesuksesan yang luasr biasa, maka imbangilah dengan usaha yang luar biasa juga.
Usaha dan upaya akan menghasilkan kegemilangan jika kita tidak hanya berfokus pada diri sendiri, yakinkan diri bahwa keberhasilan kita bisa membawa kegemilangan bagi orang banyak.
Terkadang kita memang suka terlena dengan hal-hal besar dan mengabaikan hal-hal kecil. Padahal hal kecil tidak menutup kemungkinan akan mengantarkan kita kepada gemilangnya hal besar. Karenanya jangan pernah mengabaikan kesempatan-kesempatan sekalipun kesempatan itu hanya sebesar biji padi, bukan tidak mungkin kesempatan kecil itu akan memiliki pengaruh yang luar biasa bagi orang banyak.

Kegemilangan didatangkan dari sebuah usaha yang luar biasa. Luar biasa artinya mampu mengeluarkan usahanya secara maksimal dan tidak seperti orang kebanyakan mengusahakannya.
  
Kegemilaaan seseorang dimulai dari keyakinan, kesungguhan dan semangat orang tersebut untuk menghasilan kegemilangan dari apa yang menjadi fokus usahanya.

Tempat ku tuju segala angan dan harapan
Tempat ku padu cita-cita dan impian
Tempat ku pacu setiap langkah yang berarti
Tetap menyatu dalam hasrat dan tujuanku selalu

-Tetap Gemilang Wanita Indonesia-

Monday, July 19, 2010

Risk Management

Keberanian merealisasikan gagasan yang beresiko pada kegagalan,
Tetapi resiko itu harus dipertanggungjawabkan,
Sebab tanpa keberanian merebut resiko,
Orang tidak akan melakukan,
Tidak akan memiliki,
dan
Tidak akan Menjadi.

Ia hanya SELAMAT dengan menghindari penderitaan dan kesempitan,
Tetapi SAMA SEKALI tidak bisa mempelajari, merasakan, mengubah,
melangkah maju, memiliki kehidupan yang diinginkan dan mencintai.

- Leo Buscagliia -

Friday, July 16, 2010

Your Customers

No matter…,

who moved your CHEESE

No matter…,

who moved your CHOCOLATE

No matter…,

who moved your COFFEE

But…,

Don’t let anybody else move your CUSTOMERS !!!

Thursday, July 15, 2010

Crazy People In Business

Crazy People Aren't Always Frightening But He Can Be Dangerous For The Business World


Apa yang ada dipikiran anda jika mendengar kata “orang gila”??

“orang stress”

“orang yang nggak punya pikiran”

“menakutkan, emosinya diluar control”


Mungkin itu yang ada dalam pikiran anda. Namun hal terpenting dari orang gila adalah “dia berani dan bertindak semaunya”. Ini yang terkadang tidak dimiliki oleh orang biasa atau orang yang waras. Hoohoho. LUAR BIASA.


Hendaknya memang pelaku bisnis menjadi orang gila. Bukan gila seperti sakit jiwa. Namun gila yang dimaksud adalah berpikir dan berimajinasi secara tidak rasional yaitu mau melakukan hal yang tidak dilakukan oleh orang lain dan berani khususnya untuk mengambil resiko dari hal yang dilakukan. Bahkan Andy Groove berpendapat “Only paranoid can survive”. Kenapa demikian??? Orang yang selalu dicap gila oleh lingkungan sekitarnya justru berpikir Luar Biasa, dan ia dapat bertahan hidup karena keluarbiasaannya tersebut. Mau Bukti???? Ini contoh beberapa orang gila dalam bisnis yang berhasil karena tingkah gila yang dilakukkannya.

  • Sosrodjojo orang yang memiliki ide untuk mengemas teh dalam botol. Padahal orang lain pada umumnya menikmati teh pada secangkir poci. Sosrodjojo pun sempat dicap gila oleh rekan bisnisnya bahkan masyarakat karena ide gilanya yang mengubah kebiasaan orang umumnya tersebut. Namun ide gila sosro berhasil sukses merebut hati konsumennya. Saat ini ide menciptakan minuman dalam botol pun mulai ikuti oleh pesaingnya.
  • Bambang Rachmadi, mantan direktur bank panin tersebut rela menjadi tukang pel dan pembersih toilet di Singapura hanya ntuk mendapatkan lisensi restoran MC’Donald. Hal ini bermula ketika Bambang ingin membuka usaha selepass massa jabatannya di Bank Panin. Setelah melalui berbagai usaha akhirnya ia memutuskan untuk membawa lisensi di Indonesia. Ia pun menemui Bobby Kwan pemilik franchise MC’Donald di Singapura. Bobby pun merekomendasikan Bambang kepada Peter Richie pengelola MC’Donald Australia, sekaligus yang bertugas mencari mitra bisnis di Indonesia. Peter meminta Bambang untuk mengikuti tes. Ia pun diminta untuk menjadi tukang pel dan pembersih toilet di Singapura. Ia harus berhadapan dengan orang-orang Indonesia bahkan rekan bisnisnya dahulu yang kebetulan sedang berkunjung ke Singapura. Cibiran pun banyak dilontarkan pada dirinya. Bagaimana bisa seorang direktur Bank Panin, mau menjadi OB (Office Boys). Namun apa yang terjadi??? Bambang berhasil mendapatkan lisensi MC’Donald yang akan dibawanya ke Indonesia. Bahkan kini ia telah memiliki lebih dari 110 gerai di seluruh Indonesia.
  • Starbuck sebuah took kecil pengecer biji-biji kopi milik Balwin & Gordon Bowker cukup memikat hati Howard Schultz yang pada saat itu berprofesi sebagai GM perusahaan Hammarplast. Karena kegemarannya mengkonsumsi kopi starbuck membuat Howard Schultz tertarik untuk bergabung menjadi pegawainya. Akhirnya ia pun diterima dan menjadi direktur pemasaran dan operasi di Starbuck. Sebagai direktur pemasaran dan operasi, ia ingin mengubah starbuck pada saat itu yang semula hanya memproduksi biji kopi menjadi konsep kedai kopi yang santai, tempat mengobrol dan menjajakan kopi dan espresso dengan harga secangkirnnya sebesar U$ 1,5. Namun sayang idenya ditolak 217 orang dari 242 orang yang diajak bicara. Schultz pun memutuskan untuk keluar dari starbuck dan mendirikan kedai kopi sesuai konsepnya dengn nama Giornalle pada 1985. Dua tahun berselang karena masalah keuangan Baldwin dan Gordon Bowker akhirnya terpaksa manjual starbuck pada Schultz yag saat itu telah sukses dengan konsep kedainya. Schultz pun mengganti nama kedainya yang semula Giornalle menjadi Starbucks dan menerapkan konsep kedai yang dahulu pernah ditolak banyak orang. Kini ia telah memiliki gerai lebih dari 16.226 outlet dan telah memiliki anak perusahaan diantarannya Taza Tea Company, Seattle’s Best Caffee, Torrefazione Italia, Hear Music dan Ethos Wates. Dan kini ia konsep kedai kopinnya dapat dinikmati di seluruh negeri pada outlet starbuck.

Sekalipun orang melabeli kita dengan sebutan gila. Namun pada dasarnnya orang tersebut kagum atass kegilaan yang kita buat. Percayalah orang gila akan sukses dalam berbisnis, setidaknnya ia mampu berpikir luar biasa yang mungkin tidak terpikir oleh orang lain, istilah yang sering digunakan adalah “Differensiasi “, bukankah itu kunci sebuah bisnis? Karenanya pada dasarnya yang perlu ditakuti oleh pembisnis bukan ide gila seseorang, tetapi orang yang memiliki ide gila tersebut karena dia bisa berpikir gila..gelo..gendeng.. gedubleng.. yang akan menghasilkan ide-ide gila lainnya, yang siapa tahu nanti akan dapat menyaingi bisnis anda. Waspadalah dan Bersiaplah..

Tuesday, July 13, 2010

Business Improvement By Using SEMANTIC Dimention

Persaingan pasar dalam merebut customer dan meningkatkan profitabilitas perusahaan, sering menuntut perusahaan untuk selalu melakukan perubahan dan improvement dalam sistem maupun proses yang telah ada sebelumnya. Keberhasilan dalam memasarkan produk maupun jasa yang ditawarkan dengan perolehan profit yang tinggi merupakan hal yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Namun perusahaan ditantang untuk selalu melakukan inovasi-inovasi produk atau layanan yang telah ada sebelumnya. Hal ini dilakukan agar perusahaan tetap survive ditengah peta persaingan yang kompetitif serta menjawab kebutuhan pelanggan yang mudah merasakan jenuh terhadap produk dan jasa yang telah ada sebelumnya. Bayangkan saja jika Sosrodjojo tidak melakukan sebuah inovasi pada produk minuman teh dalam kemasan mungkin saat ini, kita hanya bisa menikmati teh dalam cangkir saja. Atau jika perusahaan penerbangan seperti AirAsia tidak melakukan inovasi dengan meminimumkan biaya operational, mungkin saat ini transportasi pesawar terbang masih tergolong mahal. Dan masih banyak lagi produk atau jasa yang dapat dikatakan sukses dalam melakukan sebuah inovasi.


Untuk melakukan sebuah inovasi, perusahaan perlu memperhatikan tahapan atau dimensi inovasi yang dinamakan SEMANTIC yang terdiri dari Search (cari), sEe (lihat), iMitate (tiru), Add (tambahkan), Negotiation (negosiasi) dan Increasing Communication (komunikasi).


Banyak perusahaan melupakan inovasi karena terlena dengan profit yang diterimanya setiap bulannya, mereka merasa produk mereka masih laku keras padahal pelanggan secara diam-diam mengharapkan adanya produk lain yang lebih baru, lebih kuat, lebih enak, lebih lengkap, lebih praktis, lebih menarik, lebih memuaskan, lebih dan lebih lainnya. Namun apa yang akan terjadi ketika pesaing berhasil membaca keinginan pasar tersebut, alhasil profit yang didapat pun sudah berada dibawah batas normal, bahkan umur hidup perusahaan pun bisa diperhitungkan. Karenanya perusahaan harus mampu mencari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, ini merupakan tahap awal dari proses inovasi. Untuk memperoleh hal tersebut perusahaan atau marketer harus secara langssung menjeburkan diri sebagai konsumen bukan lagi sebagai pihak perusahaan yang penuh dengan idealisme. Tugas marketer disini bukan hanya sekedar mencari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, namun marketer pun mengkombinasikan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut berdasarkan dengan visi dan misi perusahaan.


J’CO adalah contoh perusahan yang dapat membaca keinginan konsumen. Ketika hampir semua toko donat hanya menjajakan dan memajang donat di etalase tokonya, namun tidak di gerai J’Co milik pengusaha salon Jonny Andrean ini. Di Gerai J’Co pelanggan tidak hanya melihat aneka donat yang dijualbelikan, pelanggan pun dapat menikmati dan melihat proses pembuatan donat yang akan dijualbelikan secara langsung bahkan menikmati aroma donat hangat yang sedap dihirup. Hal ini yang menimbulkan emotional value bagi pelanggan yang mengunjungi gerai J’Co, tidak heran jika pelanggan rela mengantri untuk mendapatkannya. Contoh lain dari perusahaan yang berhasil mencari dan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen adalah Nokia. Perusahaan asal Finlandia ini berhasil melakukan inovasi terhadap produk-produk handphone nya, sebagai jawaban dari kebutuhan konsumen terhadap produk handphone yang lebih userfriendly, dan meningkatkan lifestyle bagi penggunanya.


Tahapan kedua dari dimensi SEMANTIC dalam melakukan inovasi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan adalah See. Pada dimensi ini setelah marketer mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa, maka selanjutnya marketer melihat pasar. Apakah yang dilihat dari pasar tersebut?? Yang dilihat yaitu :

  • Apakah ada pemain lain yang merebutkan ceruk pasar yang sama? pemain lain disini bisa diartikan sebagai kompetitor langsung maupun kompetitor tidak langsung namun memperebutkan hal yang sama. Sebagai contoh ketika ingin bermain dalam bisnis asuransi maka kompetitor langsung kita adalah layanan asuransi dari perusahaan asuransi lain, sedangkan kompetitor tidak langsung adalah layanan investasi jangka panjang yang ditawarkan oleh perbankan.
  • Jika ada pemain yang sama memperebutkan cerut pasar yang sama bagaimana strategi marketing mix dan STP yang mereka terap?
  • Bagaimana analisis SWOT dari perusahaan kita jika ingin bermain dalam ceruk tersebut?
  • Bagaimana culture dari tempat yang akan kita masuki? Hal ini penting untuk mengetahui behaviour dari konsumen maupun calon konsumen. Jika kita tidak mengetahui kebiasan dari pelanggan kita, bisa-bisa kita tidak akan sukses. Sebagai contoh MC’Donald, sebuah perusahaan hamburger asal San Bernardino, California ini mengubah produk yang ditawarkan kepada konsumen Indonesia. Melihat kebutuhan konsumen mengenai makanan cepat saji, MC’Donald masuk ke Indonesia dengan menawarkan paket nasi, chicken, dan bubur ayam tidak seperti produk yang biasa disajikan di negara-negara lainnya. Hal ini dilakukan MC’Donald karena kebiasaaan masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi nasi, bahkan ada slogan masyarakat Indonesia yang berhasil dibaca oleh perusahan yang telah tersebar lebih dari 119 negara ini yaitu “Belum Makan Kalau Belum Makan Nasi”. Karenanya untuk tetap sukses memasuki pasar Indonesia MC’Donald tanpa segan-segan menambahkan menu yang ditawarkannya.


Setelah melihat kondisi pasar yang merupakan tempat kita akan bermain maka selanjutnya adalah iMitate (tiru). Sebuah pepatah mengatakan “ambil yang baik, buang yang jelek”. Pernyataan ini pun berlaku di dunia marketing, ketika kita melakukan produk inovasi maka kita dapat mengadopsi layanan atau konten yang telah ditawarkan oleh perusahaan lainnya, akan tetapi bukanlah menduplikasi produk sehingga persis sama. Karenanya setelah meniru dari produk atau layanan kompetitor, ada baiknya kita melanjutkan ke dimensi inovasi selanjutnya yaitu Add. Hal-hal yang kita tiru dari kompetitor, kita lakukan modifikasi dengan menambahkan komponen-komponen tertentu. Sebuah inovasi baru terkadang datang dengan menggabungkan inovasi-inovasi yang sudah ada sebelumnya. Contohnya saja Aqua yang menggabungkan minuman mineral dengan aroma buah-buahan seperti layaknya minuman jus namun tetap mengedepankan minuman mineral yang jernih, non-color dengan meluncurkan produk Aqua Splash of Fruit. Setelah kita melakukan modifikasi dari ide-ide pengembangan atau inovasi hingga menjadi produk baru maka marketer perlu melakukan negotiation.


Negosiasi berlaku bagi stakeholder maupun distribution channel. Pada tahap negosiasi perusahaan mulai menjaring relasi dengan client untuk menentukan apakah konsep inovasi yang dipilih akan di outsourcing ke perusahaan atau perusahaan memutuskan untuk melakukan produksi sendiri. Negosiasi dengan client atau perusahaan lain pun dilakukan dengan harapan perusahaan client dapat membantu mewujudkan konsep inovasi yag akan dilakukan. Banyak juga perusahaan-perusahaan melakukan konsep inovasi namun tidak memproduksi sendiri melainkan bekerjasama dengan perusahaan lain atau mengoutsourcingkan kepihak lain. Perusahaan sekelas P&G pun masih mengoutsourcingkan sebagian inovasinya kepada perusahaan-perusahaan lainnya. Bahkan P&G berhasil menerapkan strategi open innovation dengan meluncurkan situs InnoCentive yang menawarkan hadian bagi perusahaan yang dapat menawarkan solusi untuk masalah yang sedang dihadapi oleh inovasi produ P&G. Selain itu juga P&G bekerjasama dengan situs seperti NineSigma, YourEncore, dan Yet2 dengan harapan P&G mampu mengurangi resiko pengembangan produk baru melalui strategi outsourcing.


Increasing Communication merupakan tahap atau dimensi terakhir dari konsep inovasi yang dilakukan perusahaan. Marketer meningkatkan komunikasi mengenai inovasi yang dilakukan perusahaan baik melalui media online maupun non-online. Tanpa adanya komunikasi maka inovasi yang dilakukan sama saja dengan sia-sia. Perusahaan perlu memberitahu pelanggan atau calon pelanggan bahwa kebutuhan dan keinginan pelanggan telah mampu dipenuhi perusahaan melalui inovasi produk yang dilakukan oleh tim perusahaan. Disinilah kinerja Public Relation (PR) diuji. Saat peluncuran produk atau inovasi baru tidak selalu berjalan mulus, bahkan dengan adanya marketing intelligent tidak jarang kompetitor yang telah mengetahui akan inovasi produk yang kita melakukan bad issue agar produk tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sekali lagi untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan tidak perlu takut atau sembunyi dari kejaran media. Jadi kan PR sebagai penghubung antara konsumen dan perusahaan, sehingga jangan sampai konsumen mendapatkan informasi diluar dari pihak perusahaan. Karena bila informasi bersumber bukan dari pihak interal perusahaan sudah pasti informasi tersebut akan menyudutkan perusahaan. Sebagai contoh keberhasilan Nestle, ketika Nestle melakukan inovasi produk dengan meluncurkan produk Dancow seketika itu juga produk tersebut diklaim sebagai susu yang menganduk lemak babi. Namun untuk mengatasi isu tersebut Nestle mengundang para ulama dan memberikan pengertian kepada mereka serta tes uji coba. Setelah para ulama mengerti dan menghalalkan Dancow untuk dikonsumsi, hal ini pun segera dijadikan senjata komunikasi yang ampuh oleh Nestle dalam mempromosikan produknya di berbaga media komunikasi. Kasus yang sama juga sempat dialami oleh Kraft Foods, produk Oreo Stick Wafer dan Oreo Chocolate Sandwich Cookies diduga menggunakan bahan baku susu yang diimpor dari Cina dengan kandungan melamin didalamnya. Untuk menghindari agar tidak semua produk bermerek Oreo terkena getahnya, maka pihak Kraft Foods segera mengeluarkan surat klarifikasi. Melalui surat edaran tersebut Kraft Foods menjelaskan bahwa tidak semua produk Oreo dibuat menggunakan bahan dasar susu yang berasal dari Cina, seperti misalnya Oreo Flat Wafer, Flute Wafer, Oreo Crumb, Oreo Wafer Stick Real Chocolate, Oreo Wafer Stick White, Oreo Wafer Stick Black dan Oreo Wafer Stick Mint. Selain itu juga Kraft Foods memperbaharui iklan oreo di berbagai media komunikasi dengan lebih menekankan kepada Pabriknya bersih, mutunya diawasi secara ketat, sehingga produknya juga punya mutu yang nggak main-main, Oreo yang di sini tuh buatan pabrik Indonesia, ada no registrasi dari BPOM, bahkan ada label halalnya dari MUI”, kata Ferdy Hasan yang merupakan icon iklan produk Oreo.


Hal yang perlu diingat oleh perusahaan bahwa pelanggan merupakan mitra yang perlu dilayani keinginan dan kebutuhannya. Karena perusahaan dan pelanggan dapat dianalogikan sebagai sebagai simbiosis mutualisme dimana perusahaan membutuhkan pelanggan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan membeli produk atau jasa yang ditawarkan dan pelanggan pun mendapatkan produk atau jasa yang dibutuhkan. Akan tetapi jangan segala kebutuhan pelanggan harus dipenuhi perusahaan pun harus berpedoman pada visi dan misi perusahaan untuk tetap menjaga kredibilitas perusahaan dengan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk itu maka tidak ada salahnya jika “Maju Terus Pantang Mundur”. Jadikan segala hal sebagai tantangan untuk menjadi lebih baik. Salam Marketer.