Thursday, March 11, 2010

Flickers in Retail Business



Tak dapat dipungkiri maraknya bisnis retail di Indoensia semakin hari, semakin berkembang. Ketatnya persaingan tersebut, memaksa para pelaku bisnis melakukan strategi jor-joran harga. Bisa anda aliat saja sendiri hampir semua rempat retail menawarkan potongan harga maupun diskon. Hal ini yang digunakan untuk menarik konsumen agar belanja di retail.


Retail adalah bagian yang tidak terpisahkan dari seorang marketer. Retail adalah penghubung antara perusahaan dengan konsumen. Karenanya pelaku usaha menyambut baik pertumbuhan retail khususnya produk FMCG (Fast & Consumer goods). Hal ini dikarenakan jika jumlah retail semakin berkembang makan produk mereka pun akan semakin berpontensi untuk berkembang dan dekat dengan konsumen.


Bisnis retail sendiri di Indonesia terdiri dari 3 kategori yaitu :

  1. Kategori Low seperti minimarket, convenience market, dan specialties market , cycle K
  2. Kategori Middle seperti super market, indomaret, alfamart
  3. Kategori high sperti wholesalers, hypermart, carefour, dan department store


Diantara ketiga kategori retail, perkembangan pesat dirasakan oleh bisnis hypermart. Hal ini dikarenakan pelanggan dapat membeli partai besar maupun kecil, sekalipun hypermart termasuk ke dalam kategori besar. Tren ini menjadi pukulan bagi wholesalers dan supermarket. Wholesalers yang sejak muncul memang memfokuskan pada pembelian partai besar, sedangkan supermarket memfokuskan pada pembelian partai kecil. Anehnya semua produk yang diperjualbelikan pada setiap kategori retail sama. Alhasil kalau sudah begini wajar kalau tidak ada loyalitas pelanggan untuk berbelanja pada satu retail saja, apalagi selisih harga yang ditawarkan pun tidak signifikan. Kalau sudah begini bisnis retai pun sudah berada pada area red zone atau red ocean (istilah Prof Kim dalam bukunya bule ocean strategy). Karenanya untuk keluar dari lautan merah & menuju lautan biru kita perlu melakukan inovasi. Ini yang mulai difokuskan oleh para pembisnis retail, diantaranya denggan melakukan differensiassi pelayanan misalnya dengan mengeluarkan program loyalty kartu belanja. Strategi ini memang cukup menggiurkan namun sebebagian besar retail yang menerapkan strategi ini tidak focus pada apa yang menjadi tujuan penerapannya, sehingga lebih terkesan gaya-gayaan dan keberadaaan kartu tersebut hanya sebatass kartu diskon biasa yang jumlah diskonnya pun massi relative kecil. Hampir semua retail yang memiliki kartu semacam ini, yang mereka klaim sebagai program loyalty, akibatnya pelanggan hanrus memiliki kartu tersebut jika ingin mendapatkan potongan harga, tak khayal dompet mereka pun harus dipenuhi kartu seperti kartu matahari club, kartu aku, indomart card, hypermart card, youngmart card, kartu belanja carefour dan lain-lainnya. Padahal cara untuk mempertahankan pelanggan retail tidak selalu dengan penawaran potongan harga maupun kartu pelanggan saja. Justru yang terpenting dari loyalty program adalah mengidentifikasikan pelanggan mengelompokkan pelanggan kemudian melakukan pendekatan program berdasarkan pengelompokan tersebut daripada hanya sekedar kartu pelanggan saja.


Contoh retil yang sukses menerapkan program loyalty adalah Tesco dan Waltmart. Retail tersebut tidak hanya sekedar mengeluarkan kartu anggota saja. Mereka melakukan segmented misalnya pelanggan yang menyukai produk elektronik, pelanggan yang berorientasi keluarga, atau pelanggan yang menyukai produk kesehatan bahkan fashion. Barulah kemudian retail tersebut merancang loyalty program tentunya dengan positioning yang jelas. Contohnyaevent pameran elektronik bagi pelanggan yang menyukai produk elektronik, bahkan Tesco dan sofie martin rela menerbitkan bulletin yang berbeda-beda untuk setiap segmennya.


Meskipun cukup lebih ribet dari sekedar penerapan kartu anggota, namun loyalty program dengan identifikassi pelanggan terbukti dapat mengurangi churn rate. Sehingga peretail tidak asal-asalan dalam bekerjasama dengan pihak lain. Yang perlu diingat bahwa setiap loyalty program yang dirancang harus inovatif, kratif dan lebih penting berbeda dengan yang dilakukan competitor atau peretail lainnya.

0 comments:

Post a Comment