Wednesday, June 16, 2010

Green Marketing



Global Warming Effect Support's The Marketing

Hampir seluruh aktivis mengkampayekan slogan “STOP GLOBAL WARMING”. Spanduk, bilboard, pamflet, dan aksi penggalangan dana pun dilakukan untuk menyelamatkan bumi tercinta kita. Global Warning merupakan fenomena peningkatan temperatur global permukaan bumi dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.

Efek dari global warming ini memang cukup berdampak serius, diantaranya pelelehan es di kutub, kenaikan permukaan air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit. Isu pemanasan global (Global Warming) yang melanda bumi tempat kita bernaung, ternyata membuat marketer merasa gerah.

Perusahan – perusahaan pun kini mulai ikut ujuk gigi mengkampayekan penyelamatan bumi tersebut. Bahkan strategi-strategi pemasaran produk ke end customer mulai mengarah pada strategi green marketing. Yach.. tentu saja ini dilakukan untuk meningkatkan brand image dari perusahan mereka. Mereka ingin menyakinkan bahwa produk yang mereka hasilkan berasal dan melalui proses yang ramah lingkungan atau membuat image bahwa perusahaan mereka care terhadap kegiatan penyelematan lingkungan. Sehingga dapat menghasilkan positioning sebagai green company atau green product dimata konsumen. Tidak hanya perusahaan yang menawarkan produk tangible saja yang mengkampayekan anti global warming, perusahaan jasa (perusahaan intangible) pun mengkampayekan hal yang sama melalui green marketing strategy. yach Global warming memang telah menghijaukan dunia pemasaran memalui green marketing yang mulai dilirih oleh perusahan-perusahaan sebagai strategi memasarkan produk yang dihasilkannya.

Beberapa contoh perusahaan yang menerapkan green marketing di Indonesia diantaranya :
  • Go Green ala BNI dengan meluncurkan KPR Griya Hijau BNI yaitu perumahan yang mengusung tema green dalam konsep pembangunannya.
  • Go Green ala Excelcomindo dengan menerapkan slogan Go Green Go Paperless, dimana para pelanggan Xplor (produk pasca bayar yang diluncurkan oleh Excelcomindo Pratama) tidak akan mendapatkan tagihan secara fisik, melainkan diubah kedalam bentuk e-bill (yaitu melalui website resmi Exelcomindo atau dapat dikirim melalui email pelanggan). Namun jika pelanggan menginginkan tagihan tersebut pelanggan bisa mendapatkannya dengan syarat pelanggan membayar Rp.10.000 setiap bulannya. Program ini dilakukan oleh Exelcomindo Pramata sebagai wujud partisipasi perusahaan yang sejak 29 Desember 2009 berganti nama menjadi PT. XL Axiata, Tbk dalam menjaga kelestarian lingkungan seperti yang tertera pada surat edaran yang ditujukan oleh pelanggan Xplor yang berisi : "Pernahkan anda berhitung, berapa lembar kertas yang kita gunakan dalam sehari ? dan tahukah anda, bahwa untuk menghasilkan 1 rim kertas HVS, dibutuhkan waktu selama 5 tahun untuk membesarkan sebuah pohon ? dalam rangka mendukung gerakan GO GREEN GO PAPERLESS, XL mengajak anda untuk ikut berpartisipasi menjadi kelestarian lingkungan, dengan mengurangi pemakaian kertas dengan cara mengalihkan tagihan fisik menjadi tagihan elektronik melalu email dan website..... (masih bersambung)". (Dikutip dari http://news.okezone.com/).
  • Carefour menerapkan Tas Hijau bagi pelanggannya. Pelanggan dapat menggunakan tas tersebut pada saat berbelanja, sehingga pelanggan tidak akan mendapatkan barang belanjaannya dibungkus oleh plastik pada umumnya, dan pelanggan disarankan untuk membawanya kembali jika ingin berbelanja. Tas ini tidak berikan secara gratis kepada pelanggan, pelanggan diminta untuk membeli dengan harga berkisar antara Rp.2000 sampai dengan Rp.10.000 per tas. Uniknya tas hijau tersebut dilengkapi oleh fasilitas garansi yang diberikan oleh pihak carefour, dimana jika rusak maka pelanggan dapat menukarkan dengan tas yang masih layak pakai pada retail-retailnya.
  • Perusahaan elektronik pun tidak ingin ketinggalan salah satunya adalah PT. LG Electronics yang meluncurkan produk yang ramah lingkngan yaitu lemari pendingin Big Ref dan Side-by-Side Flower Pattern, serta mesin cuci Front Loading Mega Pro. Produk tersebut diperuntukan bagi pasar menengah atas. Tujuan dari peluncura produk tersebut adalah sebagai upaya merespon keinginan pasar yang mengutamakan penghematan listrik, air namun tetap mengedepankan kemajuan teknologi dan tahan lama. Bahkan LG pun memperkenalkan kit tenaga surya LG HFB-500 Bluetooth yang merupakan handphone yang dicharger tidak hanya mengggunakan listrik namun dapat menggunakan tenaga surya.
Definisi Green Marketing menurut American Marketing Association adalah pemasaran suatu produk yang diasumsikan sebagai produk yang ramah lingkungan. Banyak kendala yang dihadapi perusahaan dalam menerapkan green marketing selain modal yang besar, yaitu kepercayaan masyarakat dalam menilai perusahaan berkaitan dengan go green atau green campaign yang diterapkan perusahaan. Kepercayaan masyarakat tersebut tumbuh jika perusahaan mampu menghandle go green dengan baik sehingga tidak mengakibatkan adanya green marketing myopia yaitu kesalahan perusahaan dalam mempositioningkan diri sebagai green campany. Kesalahan tersebut biasanya ditandai dengan tidak adanya sinergi yang signifikan antara green campaign yang digembar-gemborkan perusahaan dengan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Nah ini terkadang menjadi hot boom bagi perusahaan tersebut. Perusahaan hanya melihat berdasarkan yang tampak didepannya saja, namun tidak berpikir secara panjangan akibat dari kampayenya. Green Marketing memang sangat baik untuk mempositioningkan perusahan agar perusahaan mendapatkan image bahwa perusahan tersebut peduli terhadap lingkungan dan bukan merupakan perusahan yang menginvestasikan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan. Namun perlu diperhatikan apakah kampaye yang digembar-gemborkan tersebut dapat direalisasikan secara real sehingga konsumen merasa puas dan percaya, jika tidak hal ini mengakibatkan image perusahaan bukan menjadi baik malah sebaliknya.

Salah satu perusahaan yang terkenal sebagai green company adalah The Body Shop. Perusahaan besutan Annita Roddick ini selalu mengedepankan lingkungan sosial. Gerai The Body Shop selalu dipenuhi dengan poster-poster LSM lingkungan yang menentang pembuangan limbah ke laut utara atau aksi-akasi sosial lainnya yang mengarah pada penyelamatan bumi. Dalam memproduksi produknya The Body Shop selalu menggunakan bahan baku alami atau mencegah pemakaian barang-barang yang tidak dapat didaur ulang. Salah satunya adalah penggunaan kantong belanja plastiknya dengan biodegradable bag yang konon dapat terurai dalam 2 tahun. Bahkan perusahaan yang namanya terinspirasi dari sebuah nama bengkel reparasi mobil di Amerika ini, mengalihkan keuntungan perusahaan yang didapat untuk program-program penyelamatan lingkungan contohnya saja aksi penyelamatan paus, penyelamatan hutan hujan, Amnesty Internasional, Friends of The Earth, atau bahkan aksi penanaman pohon. Tidak mengherankan jika perusahaan yng kini sahamnya telah dimiliki oleh L’Oreal mendapatkan predikat sebagai Greening Busineess karena kefokusannya dalam aksi penyelamatan lingkungan.

Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi peusahaan yang akan menerapkan strategi go greeen pada sistem pemasaran mereka yaitu :
  1. Perusahaan harus mampu mengapresiasikan apa yang di kampayekan kepada perusahaan secara menyeluruh baik secara eksternal maupun internal sehingga tidak terkesan go green tersebut hanya sekedar mencari keuntungan saja atau sekegar iklan atau omong kosong saja.
  2. Pengetahuan konsumen terhadap penyelamatan lingkungan masih tergolong sangat rendah karenanya perusahaan perlu melakukan edukasi pada promosi-promosi yang dilakukan, tekankan pada penggunakan kalimat-kalimat yang mudah dipahami dan tidak menggunakan istilah teknis namun menjadi nilai tambah dari produk yang ditawarkan, misalnya saja hemat energi.
  3. Jangan segan-segan untuk mencantumkan sertifikasi ramah lingkungan jika perusahaan telah memilikinya pada packaging dari produk yang ditawarkan.
  4. Jika perlu lakukan fasilitasi konsumen berupa konsultasi. Hal ini bertujuan agar kesadaran konsumen tinggi sehingga konsumen dengan mudah mempertimbangkan dan menghitung biaya konsumsi yang mereka hemat jika menggunakan produk ramah lingkungan. Hal ini bisa dilakukan perusahaan pada gerai resmi, call center, maupun website resmi perusahaan.

Hal yang perlu diingat dan diperhatikan oleh marketer adalah jangan sampai green marketing mengkotak-kotakan inovasi dan kreasi marketer dengan selalu menampilkan aspek warna hijau pada packaging maupun tampilan luar perusahaan. Karena sesungguhanya green marketing lebih menekankan pada aspek ramah lingkungan. Oleh karena itu perlu persiapan yang matang jika perusahaan ingin menerapkan strategi green marketing dalam mendistribusikan dan mempromosikan produk maupun mempositioningkan perusahaan dibenak konsumen.

2 comments:

Blog Tugas said...

sangat bermanfaat :)

vanjazagar said...

What do the best casinos for US players - Dr.MCD
If 천안 출장마사지 you want to play 천안 출장마사지 the best casinos in Las Vegas 안성 출장안마 right now, For example, 통영 출장안마 the Las Vegas Sands 성남 출장마사지 are one of the

Post a Comment